iTapuih.com - Recount Text: My First Experience to Ride Motorcycle dan Terjemahannya. Pada postingan kali ini saya akan berbagi contoh Recount Text. Contoh dibawah ini merupakan salah satu pengalaman yang benar-benar terjadi dan dialami oleh penulis. Sebagaimana kita ketahui Recount merupakan salah satu jenis text yang dipelajari ditingkat SMP dan SMA termasuk dalam golongan real story, yang tentunya menceritakan pengalaman atau kejadian di masa lampau dengan alur cerita yang jelas. Tujuan text untuk menceritakan kembali tentang pengalaman yang terjadi di masa lampau. Semoga contoh Recount text berikut dapat menjadi referensi bagi kita untuk meningkatkan kemampuan dalam bahasa Inggris.
My First Experience to Ride Motorcycle
One day, when I was ten years old, my father bought an old motorcycle. That was ” Honda 75″. I think it was small light object and easy to ride it. I persuaded my father to teach me to ride ” Honda 75 “. Firstly, my father refused my request and promised that he would teach me two or three years later, but I still whimpered. Finally, my father surrendered and promised to teach me.
He began to teach me riding the motorcycle around a field in my village. My father was very patient to give me some directions. I was very happy when I realized my ability to ride a motorcycle. ” Yes, I can “.
One day later, when I was alone at home, I intended to try my riding ability. So, myself tried bravely. All ran fluently in the beginning, but when I was going back to my home and I must passed through a narrow slippery street, I got nervous. I lost my control and I fell to the ditch.
After that, I told my father about the last accident. I imagined my father would be angry and never let me ride again. But the reality is exactly on the contrary, my father was very proud of me. He just gave me some advices and since that accident, I got my father’s permission to ride motorcycle.
He began to teach me riding the motorcycle around a field in my village. My father was very patient to give me some directions. I was very happy when I realized my ability to ride a motorcycle. ” Yes, I can “.
One day later, when I was alone at home, I intended to try my riding ability. So, myself tried bravely. All ran fluently in the beginning, but when I was going back to my home and I must passed through a narrow slippery street, I got nervous. I lost my control and I fell to the ditch.
After that, I told my father about the last accident. I imagined my father would be angry and never let me ride again. But the reality is exactly on the contrary, my father was very proud of me. He just gave me some advices and since that accident, I got my father’s permission to ride motorcycle.
Terjemahannya
Suatu hari, ketika saya berusia sepuluh tahun, ayah saya membeli sebuah sepeda motor tua. Itu adalah “Honda 75”. Kupikir itu benda ringan kecil dan mudah mengendarainya. Saya membujuk ayah saya untuk mengajari saya naik “Honda 75″. Pertama, ayah saya menolak permintaan saya dan berjanji akan mengajari saya dua atau tiga tahun kemudian, tapi saya masih merintih. Akhirnya, ayah saya menyerah dan berjanji untuk mengajari saya.
Dia mulai mengajari saya mengendarai sepeda motor di sekitar lapangan di desaku. Ayah saya sangat sabar untuk memberi saya beberapa petunjuk. Saya sangat senang saat menyadari kemampuan saya mengendarai sepeda motor. ” Ya saya bisa “.
Suatu hari nanti, saat saya sendirian di rumah, saya bermaksud mencoba kemampuan berkuda saya. Jadi, saya sendiri mencoba dengan gagah berani. Semua berjalan lancar sejak awal, tapi saat aku kembali ke rumahku dan aku harus melewati jalan licin yang sempit, aku menjadi gugup. Saya kehilangan kendali dan jatuh ke selokan.
Setelah itu, saya memberi tahu ayah saya tentang kecelakaan terakhir. Saya membayangkan ayah saya akan marah dan tidak pernah membiarkan saya naik lagi. Tapi kenyataannya justru sebaliknya, ayah saya sangat bangga dengan saya. Dia hanya memberi saya beberapa nasihat dan sejak kecelakaan itu, saya mendapat izin ayah saya untuk mengendarai sepeda motor.
Dia mulai mengajari saya mengendarai sepeda motor di sekitar lapangan di desaku. Ayah saya sangat sabar untuk memberi saya beberapa petunjuk. Saya sangat senang saat menyadari kemampuan saya mengendarai sepeda motor. ” Ya saya bisa “.
Suatu hari nanti, saat saya sendirian di rumah, saya bermaksud mencoba kemampuan berkuda saya. Jadi, saya sendiri mencoba dengan gagah berani. Semua berjalan lancar sejak awal, tapi saat aku kembali ke rumahku dan aku harus melewati jalan licin yang sempit, aku menjadi gugup. Saya kehilangan kendali dan jatuh ke selokan.
Setelah itu, saya memberi tahu ayah saya tentang kecelakaan terakhir. Saya membayangkan ayah saya akan marah dan tidak pernah membiarkan saya naik lagi. Tapi kenyataannya justru sebaliknya, ayah saya sangat bangga dengan saya. Dia hanya memberi saya beberapa nasihat dan sejak kecelakaan itu, saya mendapat izin ayah saya untuk mengendarai sepeda motor.